Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, jurnal adalah majalah yang khusus memuat artikel
dalam bidang ilmu tertentu. Sementara itu, refleksi merupakan gerakan atau
pantulan diluar kesadaran sebagai reaksi suatu hal atau kegiatan yang dating
dari luar.
Jurnal
refleksi dwimingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah
mengikuti sebuah kegiatan pelatihan yang ditulis secara rutin setiap dua
mingguan. Jurnal ini menjadi kewajiban yang harus dibuat oleh para CGP.
Kami
akan menulis mengenai refleksi kegiatan-kegiatan pelatihan yang sudah kami
lalui pada modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dalam
menulis jurnal refleksi ini saya berpedoman pada model 4F, yang diprakarsai
oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup: 1)Fact; 2) Feeling; 3) Findings; 4)
Future.
FACTS (Peristiwa)
Kami
mengucapkan syukur alhamdulillah berkat Allah SWT kami dinyatakan lolos untuk
mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7. Pada tanggal 20 oktober 2022
CGP Angkatan 7 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,
B.A.,M.B.A dan dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se
Indonesia.
Pembukaan
juga diisi oleh Kepala Balai Guru Penggerak. Beliau menyampaikan bahwa selama
megnikuti diklat guru penggerak diharap para CGP jangan sampai berhenti
ditengah jalan karena Bapak/Ibu adalah guru-guru pilihan. Program guru
penggerak juga jangan dijadikan alasan untuk menghambat proses belajar mengajar
dikelas.
Pada
tanggal 22 oktober 2022 diadakan lokakarya orientasi secara luring pukul 08.00
s.d 16.00 WIB di SMP Negeri 2 Lamongan. Dalam kegiatan ini diundang juga
pengawas dan Kepala Sekolah tempat CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya
Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut sungguh Bahagia dan bangga karena
beliau mendapat pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru
Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi
kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini
dengan baik.
Dalam
moment ini kami focus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenal
siapa kami, apa yang belum dan sudah ada pada diri kami serta mengerjakan 5 LK
dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman mendalam.
Dengan
bimbingan bapak Nur Aziz, Bu Yuli Widdi selaku Pengajar Praktik, kami merasa
lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup
lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dari membuat kesepakatan
kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP melalui modle. Beliau juga
meminta kami membuat google site sebagai wadah guru penggerak yang nantinya
siap berbagi praktik baik bagi guru-guru yang lain.
Mulai
24 oktober 2022 kami mulai belajar mandiri di LMS dengan modul 1.1 Mulai dari
Diri. Pada modul ini kami diminta untuk membuat tulisan Reflektif Kritis
tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Harapan dan Ekspektasi setelah
mempelajari modul ini.
Pada
tanggal 25-26 Oktober 2022 kami eksplorasi konsep (EK) modul 1.1 bersama
Fasilitator dan teman-teman CGP melalui ruang virtual. Pada Eksplorasi Konsep
kami dibimbing oleh fasilitator untuk berdiskusi memahami pemikiran Ki Hadjar
Dewantara mengenai tujuan dan asas Pendidikan dan menganalisis konsep-konsep
pemikiran Ki Hadjar Dewantara berdasarkan pengalaman pembelajaran yang berpihak
pada murid.
Pada
tanggal 27-28 Oktober 2022 kami melakukan ruang kolaborasi (RK) untuk
berdiskusi dan melalukan presentasi untuk menemukenali nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.
Pada
tanggal 31 oktober 2022 kami melakukan demontrasi kontekstual, kami diminta
mendisain strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD- “Pendidikan yang Berpihak
pada Murid”- sesuai dengan Konteks Diri Sendiri dan Sosial Budaya di daerah asal
melalui karya demontrasi kontekstual dalam video, infografis, puisi atau lagu
dll).
Pada
tanggal 2 November 2022 kami melakukan Elaborasi Pemahaman Bersama Instruktur.
Kami bersama Instruktur mengelaborasi pemahaman mengenai refleksi filosofis
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Kami melakukan elaborasi pemahaman
melalui virtual meeting yang dihadiri oleh kelas besar kami CGP Angkatan 7
kelas 73.
Pada
tanggal 3 November 2022 kami melakukan Koneksi Antar Materi, kami diminta untuk
membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari
dari pemikiran Ki hadjaw Dewantara.
Pada
tanggal 4 November 2022 kami melakukan Aksi Nyata, kami diminta untuk
mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki hadjar Dewantara di
kelas dan di sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.
FEELING (Perasaan)
Kurang
lebih dua minggu menjadi CGP, banyak sekali pengalaman yang diperoleh serta
banyak sekali hal yang dirasakan dari sedih, senang, down semua bercampur
dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan tugas demi tugas
yang ada dalam Program Guru Penggerak.
Banyak
ilmu pengetahuan yang saya dapat selama menjalani proses ini, bagaiman menjadi
guru baik, bagaimana menuntun anak, berhamba pada anak serta upaya apa yang harus
dilakukan. Keseluruhan kegiatan yang ada pada LMS membuat saya merasakan bahwa
apa yang saya miliki tentang pendidikan sangat jauh dari yang diharapkan dengan
tujuan KHD.
KHD
menjadi sosok yang wajib menjadi teladan sebagai guru bahwa kita harus bisa memanusiakan
manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga
anak didik dapat merasakan kebahagiaan dan keselamatan sejati.
FINDINGS (Pembelajaran)
Banyak
pembelajaran yang kami dapat dalam mempelajarai modul 1.1 tentang filosofi
pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Kami mendapatkan ilmu-ilmu baru yang diperlukan
untuk meningkatkan kompetensi kami sebagai seorang pendidik. Melalui 6 dasar
pemikiran Ki Hadjar Dewantara kami merasa mendapat bekal yang luar biasa.
Sebagai
seorang pendidik kami harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan
mengacu pada trilogi Pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun
karso dan tut wuri handayani.
Anak
memiliki kodrat merdeka, merdeka batin adalah Pendidikan sedangkan merdeka
lahir adalah pengajaran. Dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Kami
harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugas
sesuai dengan minat, bakat, dan kreatifitasnya sebab manusia merdeka adalah
manusia yang hidupnya tidak bergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar
atas kekuatan sendiri.
Sebagai
pendidik kami harus senantiasa berpihak pada anak. Kami harus memandang anak
bukanlah kertas yang bisa Digambar sesuai kemauan kami, karena mereka lahir dengan kodrat yang samar.
Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki
lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang
sebenarnya.
Menerapkan
budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia merupakan keharusan yang tidak
terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan
pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri,
bernalar kritis dan kreatif.
FUTURE (Penerapan)
Kami
akan melakukan perubahan dalam pembelajaran dikelas, agar tujuan Pendidikan
dapat tercapai dengan baik. Kami sadar selama ini kami jauh dari sempurna jika
di kaitkan dengan filosofis pemikian Ki Hadjar Dewantara. Pembelajaran yang
berpusat pada murid, agar tercipta suasana belajar yang interaktif, dan
menyenangkan di dalam kelas.
Kami
sebagai guru memberi kebabasan kepada murid untuk menggali potensi yang
dimilikinya serta menuntun menemukan jati dirinya agar kelak menjadi manusia
seutuhnya. Memberikan anak budi pekerti yang luhur agar mampu menjadi pribadi
yang baik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kami sebagai guru menuntun murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodrat mereka. Sehingga akan mempermudah mereka dalam mengatasi permasalahan hidupnya dimasa kini ataupun masa yang akan datang.
Lampiran Foto